SINTANG-KALBAR,(MKR): Ketua Sintang Fishing Club (SFC) Rayendra merasa prihatin dengan rusakanya ekosistem sungai akibat tindakan ilegal Fishing yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dia mengatakan perlu peranan segenap pihak untuk menyelamatkan ekosistem sungai. Pasalnya Sintang masih belum aman ilegal Fishing.
Rayendra mencontohkan, belum lama ini Kepala Desa Tebing Raya beserta perangkat berhasil mengamankan 55 pelaku ilegal Fishing. Mereka diamankan karena disinyalir meracuni sungai untuk menangkap ikan. Barang bukti berupa puluhan liter racun juga berhasil diamankan. Kejadiannya di anak sungai Pekan Sungai Melawi Sintang.
Menurutnya, pengamanan tersebut diharapkan dapat memberikan efek jera kepada oknum masyarakat yang menangkap ikan dengan cara melanggar aturan. Pasalnya potensi ikan air tawar bisa punah jika ekspolitasinya menggunakan racun.
Rayendra menambahkan SFC sendiri merupakan koordinator Forum Pengawas Perairan dan Perikanan Kalimantan Barat sejak Oktober 2013. Karena itu pendampingan kepada desa terus dilakukan guna kampanye penyelamatan ekosistem sungai di Sintang.
“Kita sudah melakukan sosialisai ke beberapa desa, seperti Ampar Bedang, Pintas Lebang, Manyam, dan Tanjung Baong. Semua desa tersebut berada di pinggiran sungai. Desa yang didampingi kita dorong membuat peraturan desa (perdes) perlindungan kawasan berpotensi,” kata Rayendra.
Ia menambahkan fokus SFC kini penyelamatan ekosistem aliran sungai dan perairan darat, seperti danau. Pasalnya wilayah perairan Sintang amat luas, dan potensi ikan air tawarnya amat tinggi. “Kita berharap masyarakat mulai menyadari arti penyelamatan ekosistem sungai, dan kawasan danau,” kata Rayendra.
Ia mengatakan, aksi perusakan ekosistem air seperti menangkap ikan dengan racun, seterum, bubu jermal, dan PETI perlu dihindari. Lantaran bisa mengancam kepunahan habitat sungai.
Ia pun berharap pada tahun 2015 digelar kegiatan pertemuan tahunan forum pengawas perikanan di Provinsi. “Pertemuan itu penting guna menyatukan langkah dalam menyelamatkan perairan darat di Kalbar.” tutupnya (Mo)



