SINTANG-KALBAR, (MKR): Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang meminta kepada kaum ibu pedesaan hingga perkotaan untuk tidak menggunakan jasa dukun beranak dalam melakukan proses persalinan. Pasalnya, dampak yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kematian ibu dan anak.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Sintang, untuk angka kematian ibu terhitung sejak Januari hingga Oktober 2015, angka kematian ibu terdapat 6 kasus. Sementara, kematian anak terdapat 3 kasus.
“ Kalau dibandingkan dengan tahun lalu angka kematian ibu dan anak sangat jauh menurun. Untuk tahun lalu terdapat 13 kasus kematian ibu dan anak,” kata Kepala Bidang Kematian Ibu danAnak, Darmadi, Kamis (3/12).
Darmadi mengatakan, ada beberapa wilayah yang menjadi penyumbang angka kematian ibu dan anak di Sintang. Seperti, Pandan , Sintang dan Jelimpo.
Menurutnya, ada beberapa factor yang menyebabkan kematian ibu dan anak. Seperti, menggunakan jasa dukun beranak dalam proses persalinan dan ada juga yang terlambat mendapatkan pelayanan persalinan.
“Menggunakan jasa dukun beranak sangat bersiko tinggi, makakita anjurkan untuk tidak menggunakan jasa dukun beranak. Lebih baik masyarakat mendapat pelayanan secara medis dan sesuai dengan standar proses persalinan, baik itu di Puskesmas, Polindes dan RSUD,” tuturnya.
Untuk menekan angka kematian ibu dan anak, menurutnya, tidak lah semudah mengembalikan telapak tangan. Sebab, perlu porses panjang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat itu sendiri dalam memilih pelayanan persalinan yang baik dan aman.
Saat ini, kata Darmadi, 14 kecamatan yang ada di sintang telah di lengkapi dengan sarana dan prasarana kesehatan seperti, keberdaan Puskesmas dan Pondok Bersalin Desa (Polindes). “harapan kita masyarakat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Jangan memilih sesuatu yang singkat tetapi bersiko,”pintanya. (mo)



