SINTANG, [www.mediakapuasraya.com]- Lapangan di area PT. PLN Indonesia Power UBP Sintang pagi itu terlihat berbeda. Bukan deru mesin pembangkit yang mendominasi suasana, melainkan sorak sorai, tawa lepas, dan suara peluit wasit yang bersahutan. Seragam kerja digantikan kaos olahraga berwarna-warni, sepatu safety berganti sepatu futsal, dan meja rapat seolah berubah fungsi menjadi arena tenis meja.
Bulan Agustus memang selalu membawa energi berbeda. Tahun ini, semangat itu semakin membuncah karena bertepatan dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80. UBP Sintang tak mau melewatkan momen ini begitu saja. Sejak awal bulan, mereka menggelar berbagai perlombaan olahraga seperti mini soccer, bulu tangkis, tenis meja, eFootball, hingga billiard.
Bagi para pegawai, lomba bukan sekadar adu keterampilan, tetapi juga ajang mempererat persahabatan. “Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan semangat gotong royong, kerja sama, dan rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu. Semangat itu harus kita bawa ke dalam dunia kerja sehari-hari,” ujar Pimpinan UBP Sintang, Bayu Putra Surya Perdana.
Puncak keceriaan hadir pada 15 Agustus 2025, saat Fun Games digelar. Di sini, tak ada lagi batas antara atasan dan bawahan. Semuanya larut dalam permainan santai, kadang kompetitif, tapi selalu diiringi tawa. Ada yang berlari kencang sambil membawa balon, ada yang mati-matian menahan tawa saat melakukan lomba estafet unik.
Namun, di balik suasana riang itu, ada rasa bangga yang tak kalah besar. UBP Sintang baru saja menuntaskan pekerjaan besar: Overhaul Major Inspection Plus Unit 3 PLTU Sintang yang berlangsung sejak 8 Juli hingga 10 Agustus 2025.
“Kami mengapresiasi seluruh tim yang telah menyelesaikan pekerjaan ini dengan penuh tanggung jawab. Ini merupakan bukti nyata kontribusi kita dalam menjaga pasokan listrik jelang hari kemerdekaan,” tambah Bayu.
Perayaan tahun ini seperti menegaskan bahwa kebersamaan dan kerja keras adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Di UBP Sintang, semangat kemerdekaan bukan hanya soal mengibarkan bendera, tetapi juga menjaga cahaya tetap menyala bagi masyarakat. Dan hari itu, cahaya itu datang bukan hanya dari listrik, tapi juga dari senyum dan tawa mereka yang merayakannya.
