Sintang Masih Berstatus Zona Kuning

SINTANG [www.mediakapuasraya.com] – Kepala Dinas Kesehatan Sintang, dr. Harysinto Linoh mengatakan bahwa Kabupaten Sintang masih pada status zona kuning meski sudah tidak ada lagi kasus konfirmasi positif covid-19.

“Perubahan status itu kewenangan pemerintah pusat,” terang Sinto saat dijumpai di DPRD Sintang belum lama ini.

Terkait persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Sekolah pihaknya sudah mulai melakukan tes swab bagi guru dan petugas di SMAN 1 Sintang. Pihaknya akan melakukan tes swab untuk semua guru di kabupaten Sintang sesuai dengan intruksi bupati.

“Hari ini kita tes swab pada guru dan dan staf di SMAN 1 Sintang, Target kita 52 orang, tapi saya dapat infomasi baru 19 orang yang sudah tes swab,” terang Sinto.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Lindra Azmar menyatakan bahwa sekolah di Sintang sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka di Sekolah. Bahkan pihaknya sudah menunjuk SDN 7 dan SMPN 1 Sintang sebagai sekolah percontohan pembelajaran tatap muka sesuai protokol kesehatan.

“Kita sudah siap. Nyatanya sekarang walau di sintang sudah tidak ada kasus positif, kita belu diijinkan untuk pembelajaran tatap muka. Kalau sudah ada intruksi kita siap,” tegasnya.

Kepala SMAN 1 Sintang Edy Sunaryo memastikan sekolah yang dipimpinnya itu siap melaksanakan pembelajaran tatap muka sesuai intruksi pemerintah.
Pemerintah berencana akan membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah, khusus kelas 3 SMP dan 3 SMA pada sekolah yang berada di daerah zona hijau mulai pada 1 Agustus 2020 mendatang.

“SMAN 1 Sintang salah satu sekolah yang ditunjuk untuk persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Persiapan sudah mulai kita lakukan. Hari ini guru dan petugas sekolah di tes swab, semuanya ada 51 orang,” terang Edy di Kantornya kemarin.

Selain mengikuti tes swab, pihaknya juga akan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk pengadaan Alat Pelindung Diri (APD). Sebelumnya dana BOS dimanfaatkan untuk subsidi kuota data untuk siswa mengikuti pembelajaran daring.

“Kalau pembelajaran tatap muka tidak ditunda, maka dana BOS juga akan kita manfaatkan untuk penyedian APD bagi guru dan siswa seperti masker, pelindung wajah dan hand sanitizer, sertanfasilatblainnya seperti tempat cuci tangan. Karena pembelajaran tatap muka di sekolah harus mengikuti protokol kesehatan,” terangnya.

Edy mengatakan Pembelajaran tatap muka di Sekolahnya hanya untuk kelas XII sesuai dengan intruksi pemerintah. Selain menggunakan APD, siswa diatur agar menjaga jarak serta dijadwalkam pulang paling lambat oukul 11.30 Wib.

“Tidak boleh banyak siswa dalam satu kelas, harus jaga jarak. Maka siswa dalam satu kelas kita bagi dua. Kalau semula ada 36 siswa dalam satu kelas kita bagi menjadi 18 siswa artinya ads dua kelas. Kemudian diterapkan sistem pembagian waktu secara mingguan, misalnya minggu ini Kelas MIPA A, minggu depan kelas MIPA B,” terangnya.

Meski begitu Edy mengatakan pembelajaran tatap muka belum dipastikan dapat terealiasi sesuai jadwal.

“Pelaksanaanya ditunda atau tidak saya rasa tidak jadi persoalan yang penting kita sudah siap. Kondisi pandemi ini tidak dapat kita prediksi. Kita sangat berharap pandemi ini segera berakhir sehingga pelaksanaan kegiatan dapat kembali normal,” ujarnya. (Mo)

__Terbit pada
30/07/2020
__Kategori
Sintang

Penulis: Admin Media Kapuas Raya