Didamping Wabup Sintang, Jarot Winarno Resmikan Gereja Katolik Penyak Lalang
Sintang-www.mediakapuasraya.com-Bupati Sintang dr H Jarot Winarno meresmikan Gedung Gereja Katolik Santo Petrus Stasi Penyak Lalang Desa Penyak Lalang Kecamatan Dedai pada Sabtu, 10 Agustus 2019. Dalam acara peresmian tersebut, Bupati Sintang didampingi oleh Wakil Bupati Sintang Askiman, Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap, Kadis Perhubungan Hatta, Kadisporapar Hendrika, Camat Dedai Subendi, Forkopimcam. Hadir juga Pastor Kepala Paroki Kelam Dedai Romo Salesius Jeratu, Pr, Kepala Desa Penyak Lalang dan ratusan umat Katolik. Gereja Katolik Stasi Penyak Lalang dibangun selama 9 tahun dengan ukuran 10 x 20 meter dan diperkirakan mampu menampung 200 umat. Gereja dibangun dengan 90 persen swadaya umat setempat.
Bupati Sintang dr H Jarot Winarno menyampaikan bahwa gereja baru ini harus mampu meningkatkan keimanan kepada Tuhan dan umat disini menjadi garam dan terang dunia. “Saya senang dengan gereja ini. Lokasi di tanah datar dan bukit. Ada pemandangan indah di sekitar gereja. Secara fisik juga bangunan geraja ini indah sekali” terang Bupati Sintang.
Bupati Sintang menambahkan bahwa dulu saat program Jakarta Selatan dilaksanakan. Gereja Katolik kami libatkan dalam pengembangan karet rakyat dan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.
“kami harap Stasi Penyak Lalang bisa berperan membangun ekonomi masyarakat. Saya berharap desa ini bisa maju. Karena masih ada 86 desa yang masuk kategori tertinggal yang mana masyarakatnya mayoritas beragama Katolik. Sehingga saya mengharapkan peran gereja Katolik dalam membangun ekonomi. Pemkab Sintang ingin mewujudkan masyarakat Sintang yang religius. Kami selalu memberikan anggaran khusus dan besar bagi pengembangan kegiatan keagamaan. Saya juga sering hadir dalam kegiatan yang dilakukan oleh umat Katolik. Kami juga sudah menghibahkan tanah dua hektar untuk gereja Katolik di Rambon sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Dedai. Tahun ini kita banyak bantu gereja pembangunan gereja Katolik” terang Bupati Sintang.
Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM, Cap menyampaikan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Gereja dan tempat ibadah lainnya menjadi pintu ke surga. Gereja menjadi pertemuan langit dan bumi. Gereja menjadi media pendidikan agama melalui kotbah. “Saya bangga terbangunnya sebuah gereja tempat ibadat dan mendengar sabda Tuhan. Iman harus dijadikan perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Gereja harus memiliki nilai. Saat meresmikan sebuah gereja, saya selalu mengingatkan bahwa gereja jangan hanya sebuah gedung. Tetapi umatnya harus mampu menjadi garam dan terang dunia yang tidak cukup di dalam gereja tetapi harus ada di tengah masyarakat” terang Monsinyur Samuel.
“mendengar bahwa gereja ini dibangun 90 persen dari swadaya umat, saya anggap ini luar biasa. Saya memang terus mengingatkan umat Katolik bahwa kita jangan menjadi peminta minta. Tetapi bekerja keraslah dalam membangun gerea. Setelah anda bekerja keras namun ternyata masih kurang dan ada orang yang murah hati membantu. Itulah rencana Tuhan yang memberikan berkat melalui orang lain. Saya bangga dengan kebersamaan dan gotong royong umat disini. Kalau bisa semua stasi melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan umat di Penyak Lalang ini” tambah Uskup Sintang.
Pastor Paroki Kelam Dedai Romo Salesius Jeratu, Pr menyampaikan bahwa tempat ini memiliki sejarah bagi Keuskupan Sintang karena saat itu misionaris asal eropa yakni sekitar tahun 1948 mengunjungi Penyak Lalang ini. “Saat transportasi darat masih sulit, maka pelayanan dilakukan melalui sungai dan wilayah ini menjadi dermaganya. Awalnya umat Katolik disini hanya 15 KK saja. 71 tahun berlalu, pertumbuhan umat disini semakin besar. Penyak Lalang menjadi pusat pelayanan di Kecamatan Dedai. Gereja ini dibangun diatas bukit dengan luas tanah dua hektar. Gereja lama sudah keropos karena dibangun dengan material kayu. Sehingga harus dibangun gereja baru dengan 90 persen merupakan swadaya umat. Saya bangga dengan swadaya umat di sini. Saya bangga dengan tanggungjawab umat baik. Di paroki kami ada 20 gereja yang sedang di bangun” terang Romo Salesius Jeratu, Pr
“saya selalu bilang sama umat, kalau dana pembangunan gereja menunggu uang dari paroki, maka sampai kucing bertanduk pun gereja kalian tidak akan selesai. Maka swadaya umat menjadi modal utama dan kunci. Saya juga setuju dengan visi misi Pemkab Sintang yang ingin berjuang mewujudkan masyarakat Sintang yang religius” lanjut Romo Salesius Jeratu, Pr.
Rebudin Ketua Panitia Peresmian menyampaikan bahwa proses pembangunan gereja ini dimulai sejak bulan Nopember 2010. “Kami harus menyelesaikan pembangunan selama 9 tahun karena keterbatasan biaya umat disini. Tetapi kami bersyukur akhirnya gereja ini bisa diresmikan. Gereja ini juga sudah kami gunakan untuk tempat ibadah. Namun kami bertekad agar gereja ini harus diberkati” terang Rebudin
Pilianus Ketua Panitia Pembangunan Gereja menyampaikan dusun ini sudah empat kali membangun gereja. Pertama kali umat disini membangun gereja pada tahun 1968. “namun seiring bertambahnya jumlah umat, maka pada tahun 1973, gereja tersebut dirombak lagi. Dan tahun 1987 gereja tersebut kembali dirombak. Dan terakhir tahun 2010 kami membangun gereja dilokasi yang baru. Dalam membangun gereja ini, kami mengumpulkan bahan dan mengerjakan secara gotong royong. Kami tidak mengambil tukang profesional tetapi tukang kami di kampung ini saja. Kami gotong royong satu minggu satu kali. Saat bekerja, kami membawa bekal sendiri. Terima kasih atas kebersamaan yang baik ini. Gereja ini masih memerlukan penyelesaian seperti jendela dan jalan masuk” terang Pilianus.
Gregorius Akon Kepala Desa Penyak Lalang menyampaikan rasa bangganya karena Bupati dan Wakil Bupati Sintang bisa hadir di desa Penyak Lalang. “Dusun Penyak Lalang merupakan pusat desa Penyak Lalang. Terima kasih kepada Pemda Sintang yang sudah menghibahkan tanah dua hektar untuk umat Katolik di Dusun Rambon. Listrik PLN sudah mulai bangun tiang menuju Penyak Lalang. Semoga pengerjaan bisa lancar dan masyarakat bisa menikmati listrik negara” terang Gregorius Acon.