TNI Tidak Anti Kritik


Selain itu, dapat kita sadari, konten-konten yang dikibaskan di media sosial berhasil mendegradasi kepercayaan publik terhadap institusi bahkan pemerintah. Situasi  tersebut membuktikan bahwa dinamika dunia maya yang penuh dengan fantasi telah berhasil merubah realita kehidupan.

Beragam kesesatan logika saat ini berkembang dengan luar biasa tidak hanya terkait dengan pemaksaan ideologi/kepercayaan namun juga diskusi yang tidak mau terbantahkan, pemaksaan opini mayoritas, dan lain sebagainya. Berbagai kesesatan tersebut sesungguhnya bertentangan dengan hak-hak publik untuk mendapatkan informasi dan berita yang terbuka dan memiliki nilai-nilai kebenaran yang terkonfirmasi.

Terkait dengan hal tersebut dan untuk mendukung  silogisme publik, maka di dalam media sosial harus didukung dengan perangkat infomasi baik dan benar yang didasari pada landasan moral dan etika profesi. Kedua platform tersebut tentu masih sulit terwujud di dalam dunia medsos yang penuh dengan keabu-abuan informasi maupun kabut fakta. Sebagaimana kita ketahui, media sosial yang berada dalam spektrum dunia maya, menyulitkan bagi para pemirsa (netizen) untuk mengetahui keabsahan dan akurasi berita yang diusung.

Kadispenad Brigjen TNI Alfret Denny D Tuejeh, mengatakan terkait dengan amanah Undang-Undang keterbukaan informasi, TNI AD mengajak agar seluruh komponen bangsa untuk terlibat dalam memanfaatkan media sosial secara cerdas dan bijak dengan senantiasa melakukan  penyaringan berita/isu yang ada sebelum meng-share ataupun memviralkannya baik di Medsos maupun media publik lainnya.

“Jikapun terdapat hal-hal sensitif untuk diadukan, secara institusi TNI AD  sangat terbuka menerimanya.” Ujar Kadispenad

__Terbit pada
24/07/2018

Penulis: Admin Media Kapuas Raya