Masalah PETI Heri Nilai Pemerintah Daerah Tidak Peduli


SINTANG [www.mediakapuasraya.com]- Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Heri Jambri menyayangkan aksi main tangkap yang dilakukan aparat terhadap para pekerja PETI di Kabupaten Sintang beberapa waktu lalu.
Bahkan Heri mengaku dirinya merasa alergi menggunakan bahasa PETI, sebab menurutnya masyarakat bekerja untuk mencari nafkah dengan melakukan suatu usaha bukan dengan mencuri.
“Saya merasa agak alergi dengan bahasa peti, agar kasar jika menggunakan bahasa ini. Karena masyarakat yang kerja emas ini sebetulnya secara turun temurun mereka sudah kerja emas dengan cara tradisional,” ujar politisi Hanura ini saat dijumpai di DPRD Sintang, Senin (16/04/2018).
Keberadaan para penambang yang sebetulnya sudah lama ini kata Heri mestinya bisa diakomodir oleh pemerintah daerah. Bukan malah membiarkan mereka diburu oleh para aparat penegak hukum lantaran dianggap ilegal.
Disesalkan Heri bahwa pemerintah daerah baik Kabupaten maupun Provinsi jika ada investor masuk cepat segala sesuatunya diurus namun jika menyangkut masyarakat kecil selalu saja diabaikan dan dibiarkan.
“Selama ini pemerintah daerah yang tidak peduli, kenapa saya katakan demikian, coba kalau investor perkebunan yang masuk cepat pemerintah itu, baik provinsi maupun kabupaten. Tetapi rakyatnya sendiri ndak diurus padahal pemerintah punya solusi,” sesalnya
Salah satu solusi yang bisa diambil oleh pemerintah kata Heri misalnya dengan mengakomodir para penambang dalam satu Wilayah Penambangan Rakyat (WPR) sehingga mereka bisa bekerja dengan tenang dan aparat juga tak perlu memburu mereka lagi.
“Buatkan perda tentang WPR ajukan ke DPRD. Nanti setelah ditetapkan baru kemudian kita ajak warga kita yang mau kerja emas. Bila perlu pemda cari orang yang ahli dibidang emas ini. Teliti dulu daerah penghasil emas, setelah itu tetapkan,” ujar Heri
Ini malah kata Heri warga yang bekerja emas diuber-uber terus seperti perampok. Padahal seharusnya pemerintah bersyukur karena masyarakatnya memiliki semangat untuk bekerja mencari nafkah. Hanya tinggal bagaimana pemerintah bisa membantu dengan memberikan regulasi untuk melindungi para penambang ini.
“syukur-syukur masyarakat bisa kerja. Ini luar biasa, usaha sendiri, mereka bisa kerja sendiri, menghidupi diri sendiri itu luar biasa sebenarnya,” kata Heri
“Kemauan masyarakat untuk bekerja harus kita apresiasi sebenarnya. Sekarang kalau pemerintah melihat masyarakat ini suka menganggur apa pemerintah mau ngasi makan. Jangan kita biarkan masyarakat menjadi korbanlah. Saya anggap masyarakat ini korban, ” tutupnya (red)