Dewan Minta Pemerintah Tegas Tangani Galian Batu di Kelam

Wakil Ketua DPRD Sintang, Terry Ibrahim. FOTO: TIMO

SINTANG [www.mediakapuasraya.com]- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sintang Terry Ibrahim memintah pemerintah tegas menangani maraknya galian batu di kawasan wisata bukit kelam. Menurutnya, aktifitas ilega ini tidak hanya merusak tanah dan kawasan, tapi juga generasi kedepan.

“Kami minta dinas terkait turun ke lapangan untuk melihat langsung kegiatan masyarakat. Baik itu perambahan ataupun penambangan untuk ditertibkan. Jangan sudah habis rata baru menyalahkan sana sini,” desak Terry. Jumat (28/04/2017)

Menurut Terry, pihaknya sudah sering melontarkan pernyataan ini tidak hanya persoalan galian batu, tapi juga soal retribusi kawasan wisata kelam. “Dewan sangat-sangat meminta kepada pemerintah setiap kali rapat, supaya menertibkan dari segi retribusi dan jangan ada tambang liar yang tidak tersentuh oleh pemerintah tanpa alasan, kita ndak mau tahu karena sangat dirugikan,” tegasnya.

Kendati sebagian tanah di kawasan wisata bukit kelam sudah dimiliki sertifikat tanahnya oleh warga, Terrymenegaskan tanah di Bukit Kelam, milik negara. “Tanah ini, milik negara. Walaupun kepemilikanya si A dan B, tapi tidak ada kita yang bisa bikin tanah. Kita hanya bisa membeli dan menempati tanah. Kalau tanah sudah rusak hutan rusak kita mati,” ungkapnya.

Politisi partai Nasdem ini meminta agar masyarakat tidak bertumpu pada penggalain batu untuk menghidupi keluarga. Terry menyarankan agar warga kembali berkebun. Menurutnya, hasil tambang, hanya bisa dinikmati sebentar saja. Namun, bekas galian justru lama hilangnya.

“Tanah bekas tambang itu tidak bisa kembali utuh dalam waktu 10 tahun. Tanah rusak, kayu habis. Kalau sudah begitu mau kerja apa,” ujar Terry.

Dijelaskan pula, apabila tanah sudah digali dan rusak, kandungan unsur hara dalam tanah akan rusak. Dan sulit untuk bisa ditanami sayur dan aneka tanaman kebun lainnya. Oleh sebab itu, dia meminta agar warga mengalihkan pekerjaanya untuk berkebun daripada menggali batu.

“Mari mengalihkan mata pencaharian dengan berkebun atau bercocok tanam. Jangan yang praktis asal gali, tapi dampaknya besar untuk kedepannya. Saya mau tanya, anak cucu nantinya mau makan di mana. Kita oke hari ini bisa terpenuhi tapi anak cucu nanti gimana kalau tanah sudah mati, mereka makan apa. Berpikir yang bijak, jangan hanya menyelamatkan nyawa sendiri, tapi selamatkan anak cucu nanti,” tukasnya. (Gs/Mo)

__Terbit pada
28/04/2017
__Kategori
Parlemen, Sintang

Penulis: Admin Media Kapuas Raya