Guru Honorer Berharap ada Reformasi

SEKADAU [www.mediakapuasraya.com]-Jelang Hari Guru Nasional ( HGN ) dan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ) ke-71 Tahun 2016 pada 25 November mendatang, sejumlah guru mengharapkan reformasi oleh pemerintah demi kelancaran dalam menjalankan tugas guna mensukseskan program tugas mencerdaskan anak bangsa, mengingat selama ini banyak guru tenaga honorer yang berpenghasilan dibawah kelayakan.

Seperti yang diungkapkan Drs.Sumardi Kepala Sekolah SMA Karya Sekadau yang mengharapkan  adanya reformasi oleh Pemerintah kepada nasib para guru karena ia menilai selama ini guru yang notabene tenaga fungsional mengemban tugas mencedaskan anak bangsa melalui penyiapan generasi muda, masih jauh dari kata sejahtera dan tak di imbangi dengan perkembangan zaman dan era globalisasi terus menerpa para generasi muda yang tentunya menjadi tantangan tersendiri.

” tantangan guru semakin banyak, tugas-tugas guru semakin komplit, tapi masih belum bisa sejahtera juga,” ungkap Sumardi

Ia tak menampik jika persoalan kesejahteraan menjadi renungan terpendam di hati, baik dirinya secara pribadi maupun para guru lainya. Sumardi juga setuju jika dikatakan para guru Honorer di sekolah-sekolah adalah pekerja handal dan bekerja tanpa pamrih. Hal ini dibuktikan masih tetap berjalannya proses belajar mengajar di Sekolah-sekolah yang merekrut tenaga honorer meski insentif yang diterima jauh dari kata layak jika dibandingkan dengan tugas yang diemban.

” mereka yang honorer biasanya hanya dapat 400 sampan 500 ribu’an saja perbulan, gajih mereka dari dana BOS sekolah,” ungkap pria yang sudah 27 tahun mengabdikan diri sebagai guru itu.

Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya, anggaran operasional khusus bagi para guru yang akan mengikuti kegiatan atau menjalankan tugas diluar lingkungan sekolah sehingga ketika akan di tugaskan diluar sekolah para guru harus mencari dana sendiri.

” kalau berharap dari dana BOS tidak memadai untuk tugas keluar sekolah, paling hanya untuk transport. Kalau di tempat kami, karena ini sekolah dibawah yayasan masih dibantu biayanya,” cerita pria kelahiran 56 tahun lalu itu.

Sebagai sebuah lembaga yang bertugas menyiapkan generasi bangsa kedepanya di tanah air ini, pemerintah bisa memberikan kesejahteraan kepada para guru dari berbagai sendi dalam menjalankan tugas-tugas sebagai tenaga pendidik.

” terutama para guru honorer. sedih kalau di ceritakan nasib guru,” tutup alumni Universitas Tanjungpura Pontianak lulusan 1987 itu.

Sementara itu, Albinus S.Pd guru senior yang sekarang memegang jabatan sebagai Kepala Sekolah SMP N 1 Sekadau berharap pasca Hari Guru Nasional dan HUT PGRI tahun ini, diskriminatif kepada guru dapat dihilangkan.

” sekarang banyak guru, harus berurusan dengan hukum karena dianggap melakukan tindakan kekerasan kepada anak didik padahal tindakan dilakukan guru adalah mendidik,” kata Albinus.

Apalagi saat ini, Dunia pendidikan secara Nasional tengah menuju perbaikan dengan catatan guru juga harus mau terus belajar guna mengembangkan ilmu pengetahuan.

” dengan ilmu yang dimiliki sekarang jangan dulu puas,harus terus belajar dan belajar,” cetus alumni FKIP Untan tahun 1988 itu.

Menurutnya, para guru  pada zaman dahulu dan saat ini memiliki beberapa perbedaan. Guru jaman dalu hanya bertugas untuk memberi ilmu kepada murid dengan tujuan mengetahui sedangkan guru saat ini harus membentuk pengetahuan,keterampilan dan sikap anak muridnya.

” jadi, tugas guru semakin komplit  pula “,  ucapnya sembari tersenyum. ( Herman )

__Terbit pada
22/11/2016
__Kategori
Sekadau, Sintang

Penulis: Admin Media Kapuas Raya