Bupati Ajak Masyarakat Sintang Siapkan Diri Sambut MEA

Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M. Si menyampaikan kekhawatiranya akan pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015 mendatang yang bisa membuat masyarakat Kabupaten Sintang menjadi penonton dalam pergerakan ekonomi global. Hal tersebut disampaikan Bupati Sintang saat membuka Workshop Pemberdayaan Ekonomi Umat yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sintang bekerjasama dengan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan Daarut Tauhid Bandung yang dilaksanakan di Balai Praja Kantor Bupati Sintang pada Sabtu, 22 November 2014.
“sehingga saya sangat memberikan apresiasi dengan kegiatan ini dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat. Untuk itu pelajari, pahami dan tiru wawasan, pengetahuan dan pengalaman dari para narasumber yang sudah teruji untuk mengembangkan diri dan daerah” harap Bupati Sintang.
Menurut Bupati Sintang, kalau masyarakat dan generasi muda Kabupaten Sintang tidak mengembangkan dan membekalkan diri dengan keterampilan, maka bisa saja kita menjadi penonton. Berdasarkan informasi yang sudah ada, saat ini pemerintah Vietnam dan Thailand sudah mengajarkan seluruh tenaga kerjanya untuk menguasai bahasa Indonesia.
“Serbuan tenaga kerja dari negara lain ke Indonesia memang tidak bisa dihindari, untuk masyarakat harus menyiapkan diri. Kemampuan dan keterampilan harus memenuhi standar, supaya bisa bersaing. Nantinya, dari tukang cukur, tukang bangunan dan tukang bakso sekalipun bisa saja orang dari negara lain” ingat Bupati Sintang.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sintang Drs. H. Abdul Aziz, AL, M.Pd menyampaikan bahwa MUI awalnya hanya mengurusi fatwa saja, namun dalam perkembangannya MUI terus berubah menjadi lembaga yang tidak saja mengurus Fatwa tetapi juga memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada masyarakat secara langsung, termasuk dalam hal pemberdayaan ekonomi umat.
MUI tergerak untuk melakukan pemberdayaan ekonomi setelah melihat masih banyaknya masyarakat yang belum berdaya sementara kita memiliki banyak potensi sumber daya alam dan manusia itu sendiri.
“Saya berharap workshop ini sukses dan berhasil yang ditandai dengan para peserta memahami dan menggunakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam workshop untuk kemudian mengembangkan dan menerapkananya untuk kemajuan di masa datang” harap H. Abdul Aziz.
MEA adalah suatu bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, serta meningkatkan standar hidup penduduk Negara anggota ASEAN.
ASEAN dengan MEA menjadi seperti sebuah konsep Negara federasi yang baru. Menjanjikan kekuatan ekonomi yang baru, yang diproyeksikan sebagai penyeimbang kekuatan ekonomi global. Melalui MEA, ASEAN menjadi sebuah tatanan masyarakat yang baru dimana Negara-negara anggotanya bebas untuk melakukan aktivitas ekonominya baik dalam barang dan jasa.
Dengan pencapaian tersebut, maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas. Adanya aliran komoditi dan faktor produksi tersebut diharapkan membawa ASEAN menjadi kawasan yang makmur dan kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang merata, serta menurunnya tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial-ekonomi di kawasan ASEAN.
Dalam penerapannya pada tahun 2015, MEA akan menerapkan 12 sektor prioritas yang disebut free flow of skilled labor (arus bebas tenaga kerja terampil) untuk perawatan kesehatan (health care), turisme (tourism), jasa logistik (logistic services), e-ASEAN, jasa angkutan udara (air travel transport), produk berbasis agro (agrobased products), barang-barang elektronik (electronics), perikanan (fisheries), produk berbasis karet (rubber based products), tekstil dan pakaian (textiles and apparels), otomotif (automotive), dan produk berbasis kayu (wood based products).
Dengan diberlakukannya MEA, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN akan menjadi sebuah Negara besar. Penduduk di Negara ASEAN akan dapat secara bebas masuk dan keluar dari suatu Negara di kawasan ASEAN tanpa hambatan berarti. Hal ini mengakibatkan penduduk di Negara-negara ASEAN dapat dengan mudah dan bebas memilih lokasi pekerjaan yang mereka inginkan.